Rabu, 11 Oktober 2017

analgetika

                    ANALGETIKA

Analgetika merupakan suatu senyawa atau obat yang dapat menghilangkan/mencegah rasa sakit atau nyeri yang disebabkan adanya rangsangan baik itu secara mekanis, kimiawi maupun fisik. 
Analgetika adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem syaraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgetika bekerja dengan meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala, yang fungsinya adalah melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan di dalam tubuh, seperti peradangan (rematik, encok), infeksi-infeksi kuman atau kejang-kejang otot. Penyebab rasa nyeri adalah rangsangan-rangsangan mekanis, fisik, atau kimiawi yang dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator-mediator nyeri yang letaknya pada ujung-ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir, atau jaringan- jaringan (organ-organ) lain. Dari tempat ini rangsangan dialirkan melalui saraf-saraf sensoris keSistem Saraf Pusat (SSP) melalui sumsum tulang belakang ke thalamus dan kemudian ke pusatnyeri di dalam otak besar, dimana rangsangan dirasakan sebagai nyeri..
Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yang berfungsi melindungi tubuh. Nyeri harus dianggap sebagai isyarat bahaya tentang adanya ganguan di jaringan, seperti peradangan, infeksi jasad renik, atau kejang otot. Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan. Rangsangan tersebut memicu pelepasan zat-zat tertentu yang disebut mediator nyeri.
Obat – obat yang dapat mangatasi rasa nyeri dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Analgetika narkotika 
     Analgetika narkotika mempunyai sifat analgetika dan hipnotik (hipnotik = menyebabkan kesadaran berkurang seperti bermimpi indah, dalam istilah sehari – hari disebut “fly”). Yang dimaksud analgetika narkotika ini ialah alkaloid golongan opium, misalnya morfina, meperidin, metadon dan sebagainya. Alkaloid golongan opium ini diperoleh dari tumbuhan – tumbuhan golongan Papaver somniferum.

        Meskipun memperlihatkan berbagai efek farmakodinamik yang lain, golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri yang hebat. Meskipun terbilang ampuh, jenis obat ini umumnya dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakai. Obat Analgetik Narkotik ini biasanya khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti pada kasus patah tulang dan penyakit kanker kronis.
             Untuk obat-obat analgetik narkotika terbagi dalam beberapa golongan, yaitu:
a. Morfina
Daya penghilang rasa nyeri morfin jauh lebih besar dari pada codeina. Sifat analgetika dari morfina berdasarkan penekanannya pada susunan saraf sentral yang disertai dengan perasaan nyaman, menghambat pernafasan dan dapat menyembuhkan batuk. Penggunaannya; Untuk mengobati rasa sakit yang tidak dapat disembuhkan dengan analgetika antipiretika, misalnya pada kanker, menahan rasa sakit pada waktu operasi dan sebagainya.

b. Metadone
Mempunyai efek analgesik mirip morfin, tetapi tidak begitu menimbulkan efek sedatif. Dieliminasi dari tubuh lebih lambat dari morfin (waktu paruhnya 25 jam) dan gejala withdrawal-nya tak sehebat morfin, tetapi terjadi dalam jangka waktu lebih lama. Diberikan secara per oral, injeksi IM, dan SC.Diindikasikan untuk analgesik pada nyeri hebat, dan juga digunakan untuk mengobati keterganungan heroin.
c. Meperidin (petidin)

Menimbulkan efek analgesik, efek euforia, efek sedatif, efek depresi nafas dan efek samping lain seperti morfin, kecuali konstipasi.Efek analgesiknya muncul lebih cepat daripada morfin, tetapi durasi kerjanya lebih singkat, hanya 2-4 jam.Diindikasikan untuk obat praoperatif pada waktu anestesi dan untuk analgesik pada persalinan.


2. Analgetik non narkotik
Obat Analgetik Non-Narkotik tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna. Khasiatnya berdasarkan rangsangannya terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, yang mengakibatkanvasodilatasi perifer (di kulit) dengan bertambahnya pengeluaran kalor dan disertai keluarnya banyak keringat.
Penggolongan analgetika perifer secara kimiawi adalah sebagai berikut:
1. salisilat-salisilat, Na-salisilat, asetosal, salisilamida, dan benirilat
2. Derivat-derivat p-aminofenol:fenasetin dan parasetamol
3. Derivat-derivat pirozolon:antipirin,aminofenazon, dipiron, fenilbutazon danturunan-turunannya
4. Derivat-derivat antranilat: glafenin, asam mefenamat, dan asam nifluminat
      fek-efek samping yang biasanya muncul adalah gangguan-gangguan lambung-usus, kerusakandarah, kerusakan hati, dan ginjal dan juga reaksi-reaksi alergi kulit. Efek-efek samping initerutama terjadi pada penggunaan lama atau pada dosis besar, maka sebaiknya janganmenggunakan analgetika ini secara terus-menerus.
U             ntuk obat-obat analgetik non-narkotika terbagi dalam beberapa golongan, yaitu:
1. Golongan Salicylates, contoh obatnya:
 a. Aspirin/asetosal
      mempunyai kemampuan menghambat biosintesis prostaglandin.Kerjanya menghambat enzim siklooksigenase secara ireversibel, pada dosis yang tepat,obat ini akan menurunkan pembentukan prostaglandin maupun tromboksan A2, pada dosis yang biasa efek sampingnya adalah gangguan lambung .Efek ini dapat diperkecil dengan penyangga yang cocok ( misalnya, minum aspirin bersama makanan yang diikuti oleh segelas air atau antasid).
 b. Salisilamid
         Salisilamid adalah amida asam salisilat yang memperlihatkan efek analgesic dan antipiretik mirip asetosal, walaupun dalam badan salisilamid tidak diubah menjadi salisilat.Efek anlgesik antipiretik salisilamid lebih lemah daripada salisilat, karena salisilamid dalam mukosa usus mengalami metabolism lintas pertama, sehingga hanya sebagian salisilamid yang diberikan masuk sirkulasi sebagai zat aktif.Obat ini mudah diabsorpsi usus dan cepat didistribusi ke jaringan. Obat inimenghambat glukoronidasi obat anlagesik lain di hati misalnya Na salisilat dan asetaminofen, sehingga pemberian bersama dapat meningkatkan efek terapi dan toksisitas obat tersebut. Salisilamida adalah turunan dari asam salisilat, sering dikombinasi dengan parasetamol dan kofeina. Merupakan analgetika yang daya kerjanya kurang kuat bila dibandingkan dengan asetosal, tetapi banyak dipakai karena sifatnya tidak terlalu asam, sehingga tidak menimbulkan radang dan pendarahan pada lambung.Dosis; dewasa (oral 3 X sehari 500 mg)
 c. Diflunisial
       Obat ini merupakan derivate difluorofenil dari asam salisilat, tetapi dalam tubuh tidak diubah menjadi asam salisilat.Bersifat analgesic dan anti-inflamasi tetapi hampir tidak bersifat antipiretik.Obat ini juga berperan dalam penghambatan prostaglandin melalui penghambatan enzim COX.
2. Golongan para Aminophenol, Contoh Obatnya :
a. Acetaminophen,
         Efek analgesic paracetamol serupa dengan salisilat, yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang.Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.Efek antiimflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol tidak digunakan sebagai antireumatik.Paracetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah.PG dihambat akibat adanya penghambatan enzim COX
 b. Golongan Pyrazolone dan Derivatnya
        Dalam kelompok ini termasuk dipiron, antipirin, dan aminopirin. Antipirin (fenazon) adalah 5-okso-1-fenil-2,3-dimetilpirazolidin. Aminopirin (amidopirin) adalah derivate 4-dimetilamino dari antipirin.Dipiron adalah derivate metansulfonat dari aminopirin yang larut baik dalam air dan dapat diberikan dalam suntikan.Selain itu, masih ada derivate dipiron yaitu methampiron (antalgin) yang banyak digunakan/tersedia dalam bentuk suntikan atau tablet

Berdasarkan struktur kimianya obat analgetika-antipiretika dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
A. Turunan anilin dan para –aminofenol
     Turunannya seperti acetaminofen,asetanilid, dan fanasetin,mempunyai aktivitas analgesik-antipiretik sebanding dengan aspirin,tetapi tidak mempunyai efek antiradang dan antirematik. Turunan ini digunakan untuk mengurangi rasa nyeri kepala dan nyeri pada otot atau sendi, dan obat penurun panas yang cukup baik. Efek samping yang dittimbulkan antara lain adalah methoglobin dan hepatotoksik.
      Anilin mempunyai efek antifiretik cukup tinggii tetapi toksisitasnya juga besar karena menimbulkan methemoglobin suatu bentuk hemoglobin yang tidak berfungsi sebagai pembawa oksigen.pada dosis terapi relatif aman tetapi pada dosis yang lebih besar menyebabkan pembentukan methemoglobin dan mempengaruhhi jantung
B. Turunan 5-pirazolon
     Turunannya seperti antipirin, amindopirin dan metampiron,aspirin. Turunan ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada keadaan nyyeri kepala,nyeri spasma usus, ginjal, saluran empedu, dan urin,neuralgia, migrain, dismenorhu,nyeri gigi,dan nyeri rematik. Efek samping yang ditimbulkan oleh turunan 5-pirazolon adalah agranulositosis,yang dalam beberapa kasus dapat berakibat fatal. Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin. Obat ini amat manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Namun piralozon diketahui menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis (berkurangnya sel darah putih), karena itu penggunaan analgesik yang mengandung piralozon perlu disertai resep dokter.
Rasa nyeri sendiri dapat dibedakan dalam tiga kategori :
1.      Nyeri ringan (sakit gigi, sakit kepala, nyeri otot, nyeri haid dan lain-lain), dapat diatasi dengan asetosal, parasetamol, bahkan placebo.
2.      Nyeri sedang (sakit punggung, migrain, rheumatik), memerlukan analgetik perifer kuat.
3.   Nyeri hebat (kolik/kejang usus, kolik batu empedu, kolik batu ginjal, kanker), harus diatasi dengan analgetik sentral  atau analgetik narkotik.


   MARI BERDISKUSI :
   1. Bagaimana perbedaan mekanisme kerja seara spesifik golongan obat narkotik dan non narkotik?
   2. Bagaimana pengaruh gugus N-tersier pada struktur morfin?
   3. Apa saja reseptor dari nyeri? jelaskan!
  4. Bagaimana reaksi efek samping yang terjadi jika salah satu struktur golongan obat narkotik dan non narkotik jika dimodifikasi?
  5. Anilin mempunyai efek antifiretik cukup tinggii tetapi toksisitasnya juga besar karena menimbulkan methemoglobin, mengapa pada golongan anilin menyebabkan methamoglobin?
   6. bagaimana nilai ambang intensitas stimulus nyeri untuk orang normal dan sakit ?
  7. Mengapa morfin lebih sering digunakan sebagai analgetik narkotik? Bagaimana tingkat keamanannya?

27 komentar:

  1. Obat analgetik apa yang paling cocok untuk nyeri haid ? dan bagaimana mekanisme kerjanya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya kak, obat yang dapat mengurangirasa nyeri pada haid dapat diberikan asam mafenamat. Cara kerja asam mefenamat adalah dengan menurunkan kadar prostaglandin, sebuah hormone yang biasanya menyebabkan inflamasi/nyeri.

      Hapus
  2. Kenapa analgetik golongan sentral seperti morfin lebih sering digunakan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya, pada dasarnya analgetik golongan sentral yaitu bekerja bersifat kuat,karena morfin lebih efisien dimana morfin juga bekerja untuk menghilangkan rasa sakit yang hebat(kuat)seperti serangan jantung dan penyakit kanker. reseptor turunan morfin pun juga memiliki keunggulan yaitu memiliki3 sisi yang penting dalam menimbukan aktivitas analgesik. yaitu struktur bidang datar,tempat anionik,lubang dengan orientasi sesuai.

      Hapus
  3. apakah ada obat-obat yang meskipun tidak digolongkan sebagai obat analgetik tetapi dapat bekerja untuk menghilangkan nyeri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya, ada yaitu Ergotamine dimana ia termasuk kedalam Golongan/Kelas Terapi Antimigrain. ergostamin adalah obat yang berfungsi untuk mencegah atau mengobati beberapa tipe sakit kepala vaskular, seperti migraine dan sakit kepala cluster. Ergotamine akan menyempitkan pembuluh darah yang melebar dalam kepala dan membantu mengurangi rasa berdenyut akibat sakit kepala.

      Hapus
  4. Sensari nyeri disebabkan oleh pembebasan senyawa-senyawa kimia tertentu oleh stimulus nyeri
    Senyawa kimia tersebut dapat menyebabkan nyeri yang bagaimana?
    dan apakah nyeri tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan setempat ? jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya, memang benar pembebasan senyawa senyawa kimia dapat menimbulkan rasa nyeri karena ia mengeksitasi ujung ujung saraf nyeri (menyerupai brakinidin)sehingga dapat menimbulkan nyeri, lalu hal ini dapat menyebabkan mulai dari nyeri ringan,sedang sampai kuat tergantung dari setiap individu, karena pada dasarnyastimulus nyeri dapat bervariasi setiap individu. salah satu contoh nyeri yang ditimbulkan oleh pembebasan senyawa kimia adalah vasodilatasi pembuluh darah menyebakan migain,menimbulkan kejang otot viseral atau iritasi sampai dapat merusak jaringan setempat. terima kasih

      Hapus
  5. Bagaimana mekanisme kerja dari asetosal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya, adapun mekanisme kerja dari asetosal adalah : Pada pemberian oral, sebagian salisilat diabsorbsi dengan daya absorbsi 70% dalam bentuk utuh dalam lambung, tetapi sebagian besar absorbsi terjadi dalam usus halus bagian atas. Sebagian AAS dihidrolisa, kemudian didistribusikan ke
      seluruh tubuh. Salisilat segera menyebar ke seluruh tubuh dan cairan transeluler setelah diabsorbsi. Kecepatan absorbsi tergantung dari kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet, pH permukaan mukosa dan waktu pengosongan lambung. Salisilat dapat ditemukan dalam cairan sinovial, cairan spinal, liur dan air susu. Kadar tertingggi dicapai kira-kira 2 jam setelah pemberian.terima kasih

      Hapus
  6. mengenai pertanyaan no.4, salah satu obat analgetik yang sudah dimodifikasi adalah natrium diklofenak.

    Hasil sintesis natrium diklofenak dengan 4-klorobenzoil klorida menhasilkan senyawa asam 2-(2-(4-kloro-N. Hasil sintesis yang dilakukan tersebut terbukti dapat mereduksi efek samping iritasi gastro intestinal dan peptic ulcer. Selain itu, pengembangan natrium diklofenak dengan mensintetsis natrium diklofenak melalui reaksi esterifikasi dengan substituent alkil, menghasilkan peningkatan aktivitas natrium diklofenak namun mereduksi efek samping gastro intestinal dan peptic ulcer.-(2,6-diklorofenil) benzamida) fenil) asetat menggunakan cara benzoilasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan dyah, dan juga tidak semustinya analgetik non narkotik di kombinasi dengan analgetik narkotik karna akan menghasilkan efek toksik yang tinggi

      Hapus
  7. menurut pendapat saya jawaban no 5 yaitu golongan anilin dapat menyebabkan methamoglobin karena pada strukturnya terdapat senyawa pengoksidasi sehingga jumlah methamoglobin meingkat. jika jumlah methamoglobin meningkat didarah, maka terjadilag oksigen tidal tersalurkan dengan baik kejaringan tubuh sebab methamoglobin tidak mampu mengikat oksigen sehingga akan timbul gejala hipoksia dan sianosis

    BalasHapus
  8. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 6
    Nilai ambang intensitas stimulus untuk nyeri relatif konstan pada orang yang normal, tetapi untuk orang yang sakit tentu intensitas nyerinya meningkat dibandingkan orang yang normal, namun stimulus nyeri dapat bervariasi pada setiap individu

    BalasHapus
  9. saya akan memabantu menjawab no 7

    pada dasarnya alagetik narkotik bekerja sentral,yaitu bekerja bersifat kuat,karena morfin lebih efisien dimana morfin juga bekerja untuk menghilangkan rasa sakit yang hebat,seperti serangan jantung,dan penyakit kanker.
    reseptor turunan morfinpun juga memiliki keunggulan yaitu memiliki 3 sisi yang penting dalam menimbulkan aktivitas analgesik,yaitu struktur bidang datar tempat anionik ,lubang dengan orientasi sesuai .dimana tingkat keamanan morfin tergantung dari cara pemakaian ,jika pemakainannya sesuai maka dianggap namun, jika penggunaannya di atas ambang batas maka akan menyebabkan ketergantungan.

    BalasHapus
  10. Saya akan mencona jawab pertanyaan no 3, adapun reseptor pada nyeri meliputi :
    1.mekano reseptor yaitu mendeteksi perubahan reseptor atau sel didekat reseptor tsb.
    2.thermo reseptor yaitu reseptor yang mendeteksi perubahan suhu
    3. Nosiseptor yaitu reseptor yang mendeteksi kerusakan didalam jaringan baik kerusakan fisik maupun kimia
    4.reseptor elektromagnet yaitu reseptor yang mendeteksi cahaya pada retina mata
    5. Kemoreseptor yaitu teseptor yang mendeteksi pengecepan didalam mulut,bau didalam hidung,kadar O2 didalam arteri ,osmolitas cairan tubuh, kadar CO2 dan bahan kimia tubuh lainnya

    BalasHapus
  11. Nyeri muncul berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri adalah nocireceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimia seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi, stimulasi lain berupa termal, listrik atau mekanis.

    BalasHapus
  12. nmr 7
    mnrt saya morfin gampang di cri krn setiap apotek biasanya menyetok obat itu

    BalasHapus
  13. saya akan menjawab pertanyaan no 2 ,penambahab gugus N- tersier sehingga menyulitkannya dalam menembus sawar darah otak akibatnya akan menurunkan aktivitas analgesik.

    BalasHapus
  14. Saya ingin menjawab pertanyaan nomor 3 yaitu Reseptor nyeri adalah nocireceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimia seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi, stimulasi lain berupa termal, listrik atau mekanis.

    BalasHapus
  15. 1. Perbedaannya terletak pada tempat kerjanya. Kalau analgetik narkotik bekerja pada SSP (Sistem Saraf Pusat) sedangkan analgetik nonnarkotik bekerja pada sistem saraf perifer

    BalasHapus
    Balasan
    1. tambahan lagi kalo narkotik bisa menyebabkan kehilangan kesadaran, sedangkan nonnarkotik biasanya bisa bersifat antipiretik atau antinflamasi

      Hapus
  16. Pada dasarnya analgetik golongan sentral yaitu bekerja bersifat kuat,karena morfin lebih efisien dimana morfin juga bekerja untuk menghilangkan rasa sakit yang hebat(kuat)seperti serangan jantung dan penyakit kanker. reseptor turunan morfin pun juga memiliki keunggulan yaitu memiliki3 sisi yang penting dalam menimbukan aktivitas analgesik. yaitu struktur bidang datar,tempat anionik,lubang dengan orientasi sesuai

    BalasHapus
  17. efek samping yang dapat terjadi adalah * Depresi pernapasan
    * Konstipasi
    * Gangguan SSP
    * Hipotensi ortostatik
    * Mual dam muntah pada dosis awal

    BalasHapus
  18. reseptor nyeri
    nocireceptor merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimia seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi, stimulasi lain berupa termal, listrik atau mekanis.

    BalasHapus
  19. no 5
    golongan anilin dapat menyebabkan methamoglobin karena pada strukturnya terdapat senyawa pengoksidasi sehingga jumlah methamoglobin meingkat. jika jumlah methamoglobin meningkat didarah, maka terjadilag oksigen tidal tersalurkan dengan baik kejaringan tubuh sebab methamoglobin tidak mampu mengikat oksigen sehingga akan timbul gejala hipoksia dan sianosis

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju dengan bunga, bahwa methemoglobin dapat membuat terjadinya kelainaan pada otot yaitu hipoksia

      Hapus