Kamis, 19 Oktober 2017

Apa itu OXAMNIQUINE ????

OXAMNIQUINE

Oxamniquine digunakan untuk pengobatan schistosomiasis.
Efek samping yang umum termasuk mengantuk, sakit kepala, mual, diare, dan urine kemerahan. Kejang dapat terjadi dan oleh karena itu hati-hati direkomendasikan pada orang dengan epilepsi. Ini bekerja dengan menyebabkan lumpuh cacing parasit..

Mekanisme aksi
               adalah anthelmintik dengan aktivitas schistosomicidal melawan Schistosoma mansoni, namun tidak melawan Schistosoma spp lainnya. Oxamniquine adalah agen dosis tunggal ampuh untuk pengobatan infeksi S. mansoni, dan ini menyebabkan cacing bergeser dari pembuluh darah mesenterika ke hati, di mana cacing jantan dipertahankan; cacing betina kembali ke mesenterium, tapi tidak bisa lagi melepaskan telur. 
               Oxamniquine adalah tetrahydroquinoline semisynthetic dan mungkin dilakukan dengan cara mengikat DNA, mengakibatkan kontraksi dan kelumpuhan cacing dan pelepasan akhirnya dari venula terminal di mesentry, dan kematian. Mekanisme biokimianya dihipotesiskan terkait dengan efek antikolinergik, yang meningkatkan motilitas parasit, serta penghambatan sintesis asam nukleat. Oxamniquine bekerja terutama pada cacing jantan, tapi juga menginduksi perubahan kecil pada sebagian kecil betina. Seperti praziquantel, ia meningkatkan kerusakan yang lebih parah pada tegument dorsal daripada permukaan ventral. Obat tersebut menyebabkan cacing jantan beralih dari sirkulasi mesenterika ke hati, dimana respon pembawa seluler menyebabkan eliminasi akhirnya. Perubahan yang terjadi pada betina bersifat reversibel dan terutama disebabkan oleh stimulasi laki-laki yang dihentikan daripada efek langsung dari oxamniquine

MARI BERDISKUSI 
1. bagaimana spesifikasi dari  Oxamniquine?
2. apakah dapat dikombinasikan dengan obat lain agar hasilnya lebih maksimal?
3. apakah boleh ibu hamil mengkonsumsinya? apa efek yang akan terjadi?
4. apakah obat oxamniquine bisa dikombinasikan dengan obat cacing lainnya, agar hasilnya maksimal?
5. bagaimanakah bahaya dari penyakit schistosomiasis jika tidak ditanggulangi ?
6. seharusnya apakah ada jangka meminum obat ini? karena obat cacing biasa nya kan diminum enam bulan sekali! atau hanya diminum cukup 1 kali saja
7. mengapa oxamniquine bekerja terutama pada cacing jantan?
8. apa efek samping oxamniquin ?
9. selain oxamniquine obat lain yang digunakan untuk obat cacing apa?

AntiHistamin

Struktur Histamin
( a-imidazoliletilamin atau  1-H-imidazol-4-etanamin)

     Histamin atau β-imidazoletilamin merupakan senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh, disintesis dari L-histidin oleh enzim histidin dekarboksilase. Enzim histidin dekarboksilase merupakan suatu enzim yang banyak terdapat di sel-sel parietal mukosa lambung, sel mast, basofil dan susunan saraf pusat. Histamin berperan pada berbagai proses fisiologis penting seperti regulasi system kardiovaskular, otot halus, kelenjar eksokrin, system imun dan fungsi system saraf pusat. Histamin dikeluarkan dari tempat pengikatan ion pada kompleks heparin-protein dalam sel mast sebagai hasil reaksi antigen-antibodi, bila ada rangsangan senyawa alergen.
     Antihistamin adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan kerja histamine dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing pada sisi reseptor H1, H2 dan H3. Efek antihistamin bukanlah suatu reaksi antigen-antibodi karena tidak dapat menetralkan atau mengubah efek histamin yang sudah terjadi. Antihistamin pada umumnya tidak dapat mencegah produksi histamin. Antihistamin bekerja terutama dengan menghambat secara kompetitif (bersaing) interaksi histamin dengan reseptor histaminergik.                            


     Tersebar di alam,  terdapat di ergot dan tanaman lain, serta disemua organ dan jaringan tubuh manusia.  Histamin bersifat basa, gugus amino rantai samping memp. pKa = 9,70 dan gugus imidazol amin memp.pKa = 5,90. Pada pH tubuh senyawa ini berada sebagai kation bervalensi tunggal Dalam tubuh histamin berasal dari hasil dekarboksilasi histidin  dari alam. Reaksinya dikatalisir oleh histidin dekarboksilase

Histamin mempunyai sifat:
     merangsang sekresi asam lambung, menaikkan laju jantung, menghambat kontraksi uterus tikus, stimulasi sel parietal pada perut, sehingga  sekresi HCl meningkat, pengerutan otot polos saluran cerna yang menyebabkan sakit epigastrik, mual muntah dan diare, dilatasi arteriol pra dan pasca kapiler sehingga terjadi peningkatan permeabilitas
Efek samping Antihistamin:
1. Efek Sedasi (generasi pertama) à bahaya mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin
2. Efek muskarinik à mulut kering, penglihatan kabur, retensi urin, konstipasi
Berdasar strukturnya antihistamin digolongkan menjadi:
A. Eter amino alkil (etanolamin eter)
B. Etilen diamin
C. Turunan Propilamin
D.  Antihistamin cincin trisiklik

A. Eter amino alkil ( Etanolamin eter)
1. Pemasukan gugus Cl, Br dan OCH3 pada posisi pada cincin aromatic akan meningkatkan aktivitas dan menurunkan efek samping.
2. Pemasukan gugus CH3 pada posisi p-cincin aromatic juga dapat meningkatkan aktivitas tetapi pemasukan pada posisi o- akan menghilangkan efek antagonis H1 dan akan meningkatkan aktifitas antikolinergik
3. Senyawa turunan eter aminoalkil mempunyai aktivitas antikolinergik yang cukup bermakna karena mempunyai struktur mirip dengan eter aminoalkohol, suatu senyawa pemblok kolinergik.

B. Etilendiamin.

Etilendiamin mempunyai efek samping penekanan CNS dan gastro intestinal. Antihistamin tipe piperazin, imidazolin dan fenotiazin mengandung bagian etilendiamin. Pada kebanyakan molekul obat adanya  nitrogen kelihatannya merupakan kondisi yang diperlukan untuk pembentukan garam yang stabil dengan asam mineral.
Gugus amino alifatik dalam etilen diamin cukup basis untuk pembentukan garam, akan tetapi atom N yang diikat pada cincin aromatik sangat kurang basis. Elektron bebas pada nitrogen aril di delokalisasi oleh cincin aromatik.
Struktur resonansi yang menunjukkan delokalisasi elektron adalah sbb:

Adanya penurunan kerapatan elektron pada N, menjadi kurang basis dan protonasi pada posisi ini berlangsung lambat.
Beberapa contoh antihistamin turunan etilediamin



     Fenbenzamin merupakan salah satu anti histamin kuat yang ditemukan oleh Halpern (1942), dan merupakan model untuk deret senyawa yang mempunyai struktur umum. Sintesis dan evaluasi hayati senyawa dengan struktur Ini menghasilkan banyak anti histamin yang dipakai dalam klinik.
1.Tripelenamin sitrat USP, Pyribenzamin citrate; PPZ; 2-benzil [{2-(dimetil-amino)-etil}amino] piridin dihidrogen sitrat (1:1)
      Merupakan turunan fenbenzamin dengan satu penggantian isosterik sederhana, yaitu gugus fenil diganti dengan gugus piridil. Penggaraman dengan asam sitrat, karena garam sitrat kurang pahit dibanding garam HCl, sehingga rasanya lebih enak. Karena berbeda bobot molekulnya dosis kedua garam harus disetarakan: 30 mg garam sitrat setara dengan 20 mg garam hidrokloridanya.
2. Tripelenamin Hidroklorida
     Garam tripelenamin HCl merupakan serbuk kristal putih dan akan berubah menjadi gelap dengan adanya cahaya. Garam yang larut dalam air (1: 0,77) dan dalam alkohol (1:6). Mempunyai pKa sekitar 9 , pada larutan 0,1 % merupakan pH 5,5.Jika diberikan per oral, absorbsinya baik dan efektifitasnya sama dengan difenhidramin dan reaksi sampingnya lebih sedikit dan lebih ringan. Menyebabkan kantuk dan harus dihindarkan pemakaian dengan minuman beralkohol.
3. Pirilamin Maleat USP ; 2-[(2-dimetilaminoetil-9 p-metoksibenzil) amino] piridil  bimaleat
      Basa bebas berbentuk seperti minyak, tersedia sebagai garam asam maleat., yang berupa serbuk kristal putih dengan sedikit bau, berasa pahit dan asin. Merupakan antihistamin yang kurang poten, tetapi poten dalam meng-antagonis kontraksi terinduksi histamin pada ileum marmot. Karena mempunyai daya anestetika lokal, tidak boleh dikunyak harus bersama makanan.
4. Metapirilen HCL USP ;  Histadyl HCL; 2-[(dimetilamino- etil) (2- tienil)-amino  piridin monohidroklorida
     Berupa  serbuk kristalin putih, rasa pahit, larut dalam  air, alkohol dan kloroform, larutannya mempunyai pH 5,5. Cincin tiofen dianggap isosterik dengan cincin benzena dan isoster ini memperlihatkan aktivitas yang sama. Konformasi trans-metapirilen lebih disukai untuk dua  atom nitrogen etilen diamina. FDA pada tahun 1979 menarik produk yang mengandung metapirilen karena menyebabkan kanker.
5. Tonzilamin HCL;  2-[ Z(2-dimetilaminoetil) (p-metoksi- benzil) amino] pirimidin  hidroklorida
     Berupa  serbuk kristalin, larut dalam air , alkohol dan kloroform. Larutannya  2% dalam air mempunyai pH 5,5. Aktivitasnya sama dengan tripelenamin tetapi kurang toksis. Dosis lazim : 50 mg, 4 kali sehari 

C. Turunan Propilamin
Anggota kelompok yang jenuh disebut sebagai feniramin yang merupakan molekul khiral.  Turunan tersubstitusi halogen dapat diputuskan dengan kristalisaasi dari garam yang dibentuk dengan d-asam tartrat. Antihistamin golongan ini merupakan antagonis H1 yang paling aktif. Mereka tidak cenderung membuat kantuk, tetapi beberapa pasien mengalami efek ini.  Pada anggota yang tidak jenuh, sistem ikatan rangkap dua aromatik yang koplanar Ar – C = CH-CH2 - N  faktor penting untuk aktivitas antihistamin. Gugus pirolidin adalah rantai samping amin tersier pada senyawa yang lebih aktif.
Pada anggota alkena (tidak jenuh), aktivitas antihistamin konfigurasi E berbeda sangat menyolok dibandingkan dengan  konfigurasi Z, sebagai contoh: E-Pirobutamin sekitar 165 kali lebih poten dari pada Z-Pirobutamin;  E-Triprolidin aktivitasnya sekitar  1000 kali lebih poten dibandingkan dengan Z-triprolidin. Perbedaan ini  dikarenakan jarak antara amina alifatik tersier dengan salah satu cincin aromatik sekitar 5-6 Ao, yang jarak tersebut diperlukan dalam ikatan sisi reseptor.
Beberapa turunan propilamin antara lain : 
1.Feniramin maleat; Avil ; Trimeton; Inhiston maleat
Berupa garam yang berwarna putih dengan sedikit bau seperti amin yang larut dalam air, dan alkohol. Feniramin maleat merupakan anggota seri yang paling kecil potensinya dan dipasarkan sebagai rasemat . Dosis lazim : 20 – 40 mg, sehari 3 kali
2. Klorfeniramin maleat ;  Chlortrimeton maleat; CTM ; Pehachlor
Berupa puder kristalin putih, larut dalam air, alkohol dan kloroform. Mempunyai pKa 9,2 dan larutannya dalam air memounyai pH 4-5. Klorinasi ferinamin pada posisi para dari cincin fenil memberikan kenaikan potensi 10 x dengan perubahan toksisitas tidak begitu besar. Hampir semua aktivitas antihistamin terletak pada enantiomorf dektro. Dektro-klor dan brom feniramin lebih kuat daripada levonya.
3. Dekstroklorfeniramin maleat = Polaramine maleat
merupakan enantiomer klorfeniramin yang memutar kekanan. Isomer ini aktivitas anti histaminnya palingdominan dan mempunyai konfigurasi S yang super imposable pada konfigurasi S enantiomorf karbinok-samin levorotatori yang lebih aktif.
 4.Bromfeniramin maleat = Dometane maleat
 Kegunaan sama dengan klorfeniramin maleat senyawa ini mempunyai waktu kerja yang panjang dan efektif dalam dosis 50 x lebih kecil daripada dosis tripelenamin.
5. Dekstrobromfeniramin maleat = Disomer
Aktivitasnya didominasi oleh isomer dekstro, dan potensinya sebanding.

MARI BERDISKUSI :
1. Apa saja efek samping antagonis histamin H-1 ?
2. bagaimana mekanisme dari gol. propilamin dan etilendiamin?
3. efek samping apa yang timbul pada golongan propilamin?
4. Bagaimana mekanisme kerja umum antihistami?
5. mengapa histamin dapat  merangsang sekresi asam lambung?
6. mengapa histamin dapat menaikkan laju jantung?


Azas perancangan obat

Azas Perancangan Obat

        Modifikasi suatu molekul yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan atau memperoleh obat baru dengan aktivitas yang dikehendaki, antara lain yaitu meningkatkan aktivitas obat, menurunkan efek samping atau toksisitas, meningkatkan selektivitas obat, memperpanjang masa kerja obat, meningkatkan kenyamanan penggunaan obat dan meningkatkan aspek ekonomis obat.


Sebagai contoh: 
suatu senyawa yang dapat menurunkan tekanan darah dapat juga memiliki efek samping pada sistem syaraf pusat. Dengan demikian merupakan suatu kesalahan apabila tujuan utama akan dapat tercapai dengan sempurna, tetapi efek negatif obat tersebut juga cukup merugikan

Rancangan Obat adalah usaha untuk mengembangkan obat yang telah ada,yang sudah diketahui struktur molekul dan aktivitas biologisnya, atas dasar penalaranyang sistematik dan rasional, dengan mengurangi faktor coba-coba seminimal mungkin.

Langkah-langkah perancangan obat :

1. Mencari senyawa penuntun (lead compound), 
yaitu senyawa yang digunakan sebagai pangkal tolak modifikasi molekul. Senyawa penuntun adalah senyawa yang dapat menimbulkan aktivitas biologis, seperti aksi terapeutik, aksi toksik,regulasi fisiologis, hormon, dan feromon, serta senyawa yang terlibat atau berpengaruh terhadap proses biokimia dan patologi pada hewan atau tumbuh-tumbuhan.
2. Manipulasi molekul (modifikasi molekul atau modifikasi struktur), 
yaitu mensintesis sejumlah turunan senyawa penuntun, melakukan identifikasi strukrtur dan menguji aktivitas biologisnya. Gugus atau substituen yang disubsitusikan dapat dipilih dengan menggunakan metode Topliss, metode pencarian Fibonacci, metode Rangkaian optimisasi simpleks atau Analisis klaster. Jumlah senyawayang disintesis tergantung dari metode yang digunakan.
3. Merumuskan hubungan kuantitatif sementara antara strktur-aktivitas biologis dari senyawa yang jumlahnya terbatas dengan menggunakan statistik analisis regresi.
Pada tahap ini umumnya digunakan model LFER Hansch (model ekstratermodinamik) atau model de novo Free-Wilson.
Parameter sifat kimia fisika yang digunakan dalam HKSA model Hansch adalah parameter lipofilik seperti log P, , f dan Rm, parameter elektronik, seperti pKa,π ∂, ∂i, ∂*, F, dan R, serta parameter sterik, seperti MR, (P), Es, L, dan B1-B5.
4. Hasil analisis regresi kemudian dievaluasi dan merancang sejenisnya untuk mengembangkan dan menyempurnakan hubungan tersebut. Peneliti harus sudah yakin bahwa senyawa sejenis yang akan disintesis merupakan pilihan ”terbaik” secra hipotesis.
5. Merancang penggunaan bentuk sediaan obat yang sesuai.
6. Merancang aturan dosis yang sesuai
7. Evaluasi Klinik


MARI BERDISKUSI :
1. Bagaimana cara memilih lead coumpoud yang paling baik digunakan sebagai obat?
2. Bagaiamana merancang penggunaan bentuk sediaan obat yang sesuai?
3. evaluasi klinik apa yang dilakukan dalam langkah perancangan obat?
4. bagaimana merancang aturan dosis yang sesuai?
5. apa tujuan untuk memodifikasi aatu mendesain obat ?
6. apa contoh obat yang sudah di modifikasi?


Rabu, 11 Oktober 2017

analgetika

                    ANALGETIKA

Analgetika merupakan suatu senyawa atau obat yang dapat menghilangkan/mencegah rasa sakit atau nyeri yang disebabkan adanya rangsangan baik itu secara mekanis, kimiawi maupun fisik. 
Analgetika adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem syaraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgetika bekerja dengan meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala, yang fungsinya adalah melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan di dalam tubuh, seperti peradangan (rematik, encok), infeksi-infeksi kuman atau kejang-kejang otot. Penyebab rasa nyeri adalah rangsangan-rangsangan mekanis, fisik, atau kimiawi yang dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator-mediator nyeri yang letaknya pada ujung-ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir, atau jaringan- jaringan (organ-organ) lain. Dari tempat ini rangsangan dialirkan melalui saraf-saraf sensoris keSistem Saraf Pusat (SSP) melalui sumsum tulang belakang ke thalamus dan kemudian ke pusatnyeri di dalam otak besar, dimana rangsangan dirasakan sebagai nyeri..
Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yang berfungsi melindungi tubuh. Nyeri harus dianggap sebagai isyarat bahaya tentang adanya ganguan di jaringan, seperti peradangan, infeksi jasad renik, atau kejang otot. Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan. Rangsangan tersebut memicu pelepasan zat-zat tertentu yang disebut mediator nyeri.
Obat – obat yang dapat mangatasi rasa nyeri dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Analgetika narkotika 
     Analgetika narkotika mempunyai sifat analgetika dan hipnotik (hipnotik = menyebabkan kesadaran berkurang seperti bermimpi indah, dalam istilah sehari – hari disebut “fly”). Yang dimaksud analgetika narkotika ini ialah alkaloid golongan opium, misalnya morfina, meperidin, metadon dan sebagainya. Alkaloid golongan opium ini diperoleh dari tumbuhan – tumbuhan golongan Papaver somniferum.

        Meskipun memperlihatkan berbagai efek farmakodinamik yang lain, golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri yang hebat. Meskipun terbilang ampuh, jenis obat ini umumnya dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakai. Obat Analgetik Narkotik ini biasanya khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti pada kasus patah tulang dan penyakit kanker kronis.
             Untuk obat-obat analgetik narkotika terbagi dalam beberapa golongan, yaitu:
a. Morfina
Daya penghilang rasa nyeri morfin jauh lebih besar dari pada codeina. Sifat analgetika dari morfina berdasarkan penekanannya pada susunan saraf sentral yang disertai dengan perasaan nyaman, menghambat pernafasan dan dapat menyembuhkan batuk. Penggunaannya; Untuk mengobati rasa sakit yang tidak dapat disembuhkan dengan analgetika antipiretika, misalnya pada kanker, menahan rasa sakit pada waktu operasi dan sebagainya.

b. Metadone
Mempunyai efek analgesik mirip morfin, tetapi tidak begitu menimbulkan efek sedatif. Dieliminasi dari tubuh lebih lambat dari morfin (waktu paruhnya 25 jam) dan gejala withdrawal-nya tak sehebat morfin, tetapi terjadi dalam jangka waktu lebih lama. Diberikan secara per oral, injeksi IM, dan SC.Diindikasikan untuk analgesik pada nyeri hebat, dan juga digunakan untuk mengobati keterganungan heroin.
c. Meperidin (petidin)

Menimbulkan efek analgesik, efek euforia, efek sedatif, efek depresi nafas dan efek samping lain seperti morfin, kecuali konstipasi.Efek analgesiknya muncul lebih cepat daripada morfin, tetapi durasi kerjanya lebih singkat, hanya 2-4 jam.Diindikasikan untuk obat praoperatif pada waktu anestesi dan untuk analgesik pada persalinan.


2. Analgetik non narkotik
Obat Analgetik Non-Narkotik tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna. Khasiatnya berdasarkan rangsangannya terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, yang mengakibatkanvasodilatasi perifer (di kulit) dengan bertambahnya pengeluaran kalor dan disertai keluarnya banyak keringat.
Penggolongan analgetika perifer secara kimiawi adalah sebagai berikut:
1. salisilat-salisilat, Na-salisilat, asetosal, salisilamida, dan benirilat
2. Derivat-derivat p-aminofenol:fenasetin dan parasetamol
3. Derivat-derivat pirozolon:antipirin,aminofenazon, dipiron, fenilbutazon danturunan-turunannya
4. Derivat-derivat antranilat: glafenin, asam mefenamat, dan asam nifluminat
      fek-efek samping yang biasanya muncul adalah gangguan-gangguan lambung-usus, kerusakandarah, kerusakan hati, dan ginjal dan juga reaksi-reaksi alergi kulit. Efek-efek samping initerutama terjadi pada penggunaan lama atau pada dosis besar, maka sebaiknya janganmenggunakan analgetika ini secara terus-menerus.
U             ntuk obat-obat analgetik non-narkotika terbagi dalam beberapa golongan, yaitu:
1. Golongan Salicylates, contoh obatnya:
 a. Aspirin/asetosal
      mempunyai kemampuan menghambat biosintesis prostaglandin.Kerjanya menghambat enzim siklooksigenase secara ireversibel, pada dosis yang tepat,obat ini akan menurunkan pembentukan prostaglandin maupun tromboksan A2, pada dosis yang biasa efek sampingnya adalah gangguan lambung .Efek ini dapat diperkecil dengan penyangga yang cocok ( misalnya, minum aspirin bersama makanan yang diikuti oleh segelas air atau antasid).
 b. Salisilamid
         Salisilamid adalah amida asam salisilat yang memperlihatkan efek analgesic dan antipiretik mirip asetosal, walaupun dalam badan salisilamid tidak diubah menjadi salisilat.Efek anlgesik antipiretik salisilamid lebih lemah daripada salisilat, karena salisilamid dalam mukosa usus mengalami metabolism lintas pertama, sehingga hanya sebagian salisilamid yang diberikan masuk sirkulasi sebagai zat aktif.Obat ini mudah diabsorpsi usus dan cepat didistribusi ke jaringan. Obat inimenghambat glukoronidasi obat anlagesik lain di hati misalnya Na salisilat dan asetaminofen, sehingga pemberian bersama dapat meningkatkan efek terapi dan toksisitas obat tersebut. Salisilamida adalah turunan dari asam salisilat, sering dikombinasi dengan parasetamol dan kofeina. Merupakan analgetika yang daya kerjanya kurang kuat bila dibandingkan dengan asetosal, tetapi banyak dipakai karena sifatnya tidak terlalu asam, sehingga tidak menimbulkan radang dan pendarahan pada lambung.Dosis; dewasa (oral 3 X sehari 500 mg)
 c. Diflunisial
       Obat ini merupakan derivate difluorofenil dari asam salisilat, tetapi dalam tubuh tidak diubah menjadi asam salisilat.Bersifat analgesic dan anti-inflamasi tetapi hampir tidak bersifat antipiretik.Obat ini juga berperan dalam penghambatan prostaglandin melalui penghambatan enzim COX.
2. Golongan para Aminophenol, Contoh Obatnya :
a. Acetaminophen,
         Efek analgesic paracetamol serupa dengan salisilat, yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang.Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.Efek antiimflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol tidak digunakan sebagai antireumatik.Paracetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah.PG dihambat akibat adanya penghambatan enzim COX
 b. Golongan Pyrazolone dan Derivatnya
        Dalam kelompok ini termasuk dipiron, antipirin, dan aminopirin. Antipirin (fenazon) adalah 5-okso-1-fenil-2,3-dimetilpirazolidin. Aminopirin (amidopirin) adalah derivate 4-dimetilamino dari antipirin.Dipiron adalah derivate metansulfonat dari aminopirin yang larut baik dalam air dan dapat diberikan dalam suntikan.Selain itu, masih ada derivate dipiron yaitu methampiron (antalgin) yang banyak digunakan/tersedia dalam bentuk suntikan atau tablet

Berdasarkan struktur kimianya obat analgetika-antipiretika dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
A. Turunan anilin dan para –aminofenol
     Turunannya seperti acetaminofen,asetanilid, dan fanasetin,mempunyai aktivitas analgesik-antipiretik sebanding dengan aspirin,tetapi tidak mempunyai efek antiradang dan antirematik. Turunan ini digunakan untuk mengurangi rasa nyeri kepala dan nyeri pada otot atau sendi, dan obat penurun panas yang cukup baik. Efek samping yang dittimbulkan antara lain adalah methoglobin dan hepatotoksik.
      Anilin mempunyai efek antifiretik cukup tinggii tetapi toksisitasnya juga besar karena menimbulkan methemoglobin suatu bentuk hemoglobin yang tidak berfungsi sebagai pembawa oksigen.pada dosis terapi relatif aman tetapi pada dosis yang lebih besar menyebabkan pembentukan methemoglobin dan mempengaruhhi jantung
B. Turunan 5-pirazolon
     Turunannya seperti antipirin, amindopirin dan metampiron,aspirin. Turunan ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada keadaan nyyeri kepala,nyeri spasma usus, ginjal, saluran empedu, dan urin,neuralgia, migrain, dismenorhu,nyeri gigi,dan nyeri rematik. Efek samping yang ditimbulkan oleh turunan 5-pirazolon adalah agranulositosis,yang dalam beberapa kasus dapat berakibat fatal. Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin. Obat ini amat manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Namun piralozon diketahui menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis (berkurangnya sel darah putih), karena itu penggunaan analgesik yang mengandung piralozon perlu disertai resep dokter.
Rasa nyeri sendiri dapat dibedakan dalam tiga kategori :
1.      Nyeri ringan (sakit gigi, sakit kepala, nyeri otot, nyeri haid dan lain-lain), dapat diatasi dengan asetosal, parasetamol, bahkan placebo.
2.      Nyeri sedang (sakit punggung, migrain, rheumatik), memerlukan analgetik perifer kuat.
3.   Nyeri hebat (kolik/kejang usus, kolik batu empedu, kolik batu ginjal, kanker), harus diatasi dengan analgetik sentral  atau analgetik narkotik.


   MARI BERDISKUSI :
   1. Bagaimana perbedaan mekanisme kerja seara spesifik golongan obat narkotik dan non narkotik?
   2. Bagaimana pengaruh gugus N-tersier pada struktur morfin?
   3. Apa saja reseptor dari nyeri? jelaskan!
  4. Bagaimana reaksi efek samping yang terjadi jika salah satu struktur golongan obat narkotik dan non narkotik jika dimodifikasi?
  5. Anilin mempunyai efek antifiretik cukup tinggii tetapi toksisitasnya juga besar karena menimbulkan methemoglobin, mengapa pada golongan anilin menyebabkan methamoglobin?
   6. bagaimana nilai ambang intensitas stimulus nyeri untuk orang normal dan sakit ?
  7. Mengapa morfin lebih sering digunakan sebagai analgetik narkotik? Bagaimana tingkat keamanannya?

phenotiazine

                                              PHENOTHIAZINE

          Phenothiazine merupakan suatu senyawa organik yang terjadi pada berbagai obat antipsikotik dan antihistamin, yamg memiliki rumus S (C6H4) 2NH. Senyawa trisiklik kuning ini larut dalam asam asetat, benzena, dan eter. Senyawa ini berhubungan dengan kelas senyawa heterosiklik thiazine. Derivatif senyawa induknya banyak digunakan sebagai obat.
     Fenotiazin merupakan salah satu obat antipsikotik yang digunakan untuk mengobati gangguan mental, seperti penderita skizofrenzia. Turunan fenotiazin mempunyai struktur kimia karakteristik yaitu systemtrisiklik tidak planar yang bersifat lipofil dan rantai samping alkilamino yang terikatpada atom N tersier pusat cincin yang bersifat hidrofil. Rantai samping tersebutbervariasi dan kebanyakan merupakan salah satu struktur sebagai berikut :propildialkilamino, alkilpiperidil atau alkilpiperazin :1. Rantai samping propilamin. Fenotiazin dengan rantai samping alifatik mempunyai potensi yang relatif rendah dan menghasilkan hampir semua efek samping yang ditunjukan dalam gambar. contoh dari golongan ini saah satunya adalah klorpromazin
2. Rantai samping piperidin. Obat utama dalam kelompok ini adalah tioridazin.
3. Ranti samping piperazin. Obat dalam kelompok ini termasuk flufenazin, perfenazin, dn trifluoperazin
          Salah satu kelompok obat penenang dengan antipsikotik tindakan berpikir untuk bertindak dengan menghalangi transmisi dopaminergik (pesan yang dikirim menggunakan zatdopamine) dalam otak

Contoh fenotiazin meliputi: 
klorpromazin (nama merek: Thorazine), fluphenazine (Duraclon),mesoridazine (Serentil), perphenazine (Etrafon dan Trilafon), proklorperazin (Compazine), promazine(Robinul dan Buruk Bagus anectine), thioridazine (Mellaril), trifluoperazine (Stelazine ) dantriflupromazine (Robinul)

Phenothiazine


Golongan Phenothiazine yang dibagi 3 golongan :
1. Rantai Aliphatic : Clorpomazine (largactil),
2. Rantai Piperazine : Perphenazine (stelazine), Trifluophenazine (anatensol),
3. Rantai Piperidine : Thioridazine
Agen antipsikotik yg dpt digunakan sbg antiemetic  karena bekerja menghambat  reseptor dopaminergik dan muskarinik. Indikasi : nausea, vomiting, labyrinthine disorders, motion sickness; premedication.
               klorpromazin, sejumlah besar turunan fenotiazin. Memiliki tindakan farmakologis seperti obat antihistamin, obat penenang, analgesik, antiseptik urin.
Penomoran       




               Modifikasi rantai samping alkil: - Potensi maksimal dipertahankan bila ada tiga jarak karbon  antara kelompok amino dasar dan nitrogen fenotiazin  inti. Pergantian pada rantai propilen fenotenzine 10- (3-aminopropil)  juga dapat mempengaruhi potensi antipsikotik.
 
 
Mekanisme kerja
Memblok reseptor dopaminergik di postsinaptik mesolimbik otak. Memblok kuat efek alfa adrenergik. Menekan penglepasan hormon hipotalamus dan hipofisa, menekan Reticular Activating System (RAS) sehingga mempengaruhi metabolisme basal, temperatur tubuh, kesiagaan, tonus vasomotor dan emesis.

MARI BERDISKUSI :
1. Apa yang membedakan ketiga golongan dari fenotiazin?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya efek samping?
3.  Ikatan apa yang terjadi antara turunan fenotiazin dengan reseptor?
4.  Bagaimana ikatan reseptor dengan turunan fenotiazin?
5. obat fenotiazin selain mengobati gangguan mental dapat digunakan untuk pengobatan apa?

6. bagaiama keadaan pasien apabila meminum fenotiazin dalam dosis yang melebihi dosis normal?
7. fenotiazin dapat mengobati penyakit apa selain mengobati gangguan mental?
8. jika tidak teratur mengkonsumsi fenotiazin apa yang akan terjadi pada pasien?
9. apa efek samping dari fenotiazin?
10. kontra indikasi apa yang terjadi pada fenotiazin?